Rabu, 26 Oktober 2016

Tugas 2 (Mind Mapping)


Tugas IBD 2 (artikel)

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR


Disusun oleh :
Dita Ayuningtyas Dewi Asih                      18216076





FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016/2017











BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Ilmu Budaya Dasar (IBD) adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dalam kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities’. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (fefined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Secara demikian bisa dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak mehinggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya) Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pe­ngetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain.
 Keutuhan manusia sebagai pribadi dapat dimungkinkan melalui pemahaman, penghayatan, dan meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya seni rupa sebagai salah satu bagian dari kebudayaan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan prantara budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Dalam kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan pendekatan terhadap seni rupa seolah-olah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Seni rupa sebagai karya seni yang nampaknya rupa seolah-olah hanya dapat dihayati dengan indra mata. Maka itu kadang-kadang seni rupa itu lebih disamakan dengan seni visual.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.

2.2 Jenis-jenis prosa
            2.2.1 Prosa fiksi
                        Prosa fiksi adalah prosa yang berbentuk karangan/Khayalan yang dibuat oleh pengarangnya. Isi cerita yang dibuat tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta yang terjadi. Prosa fiksi ini disebut juga karangan narasi sugestif/imajinatif. 
     Contoh prosa fiksi : Cerpen, novel, dan dongeng
            2.2.2 Prosa nonfiksi
                        Prosa nonfiksi merupakan karangan yang dibuat bukan berdasarkan rekaan/khayalan sang pengarang, tetapi berisi hal-hal berupa informasi faktual ( kenyataan ) atau berupa pengamatan pengarang. Jenis prosa non fiksi ini juga disebut karangan semi ilmiah
Contoh Prosa nonfiksi : Artikel, tajuk rencana, opini, feature, biografi, tips, reportase, jurnalisme baru, iklan dan pidato.
            2.2.3 Prosa deskripsi
                        Prosa deskripsi adalah karangan yang isinya menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seolah – oleh melihat sendiri objek yang digambarkan itu. 
2.2.4 Prosa narasi
                        Prosa narasi adalah karangan yang isinya menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah – olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. 
            2.2.5 Prosa eksposisi
                        Prosa eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan sejelas – jelasnya.
            2.2.6 Prosa argumentasi
                        Prosa argumentasi adalah karangan yang berisi idea tau gagasan yang dilengkapi data – data kesaksian bertujuan mempengaruhi pembaca untuk menyatakan persetujuannya. 
            2.2.7 Prosa Persuasi
                        Prosa persuasi adalah karangan yang disampaikan dengan cara – cara tertentu, bersingfat ringkas, menarik pembaca, hingga pembaca terhanyut oleh siratan ininya. 

 2.3 Unsur-Unsur prosa
            2.3.1 Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaannya, pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu, dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing selama hidupnya, dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2.3.2 Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
2.3.3 Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imajinasi, dan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
2.3.4 Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Prosa fiksi dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu; lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri; dapat memperluas dan memperdalam persepsi wawasannya tentang tokoh, hidup, dan kehidupan manusia; serta akan terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama dala menghadapi kenyataan-kenyataan diluar dirinya yang mungkin sangat berlainan dari pribadinya.

2.4 periodisasi prosa
            2.4.1 Prosa lama
            Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, bentuk tulisan pun mulai banyak dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sastra indonesia mulai ada. Adapun bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah:
a.    Mite adalah dongeng yang banyak mengandung unsur-unsur ajaib dan ditokohi oleh dewa, roh halus, atau peri. Contoh Nyi Roro Kidul
b.    Legenda adalah dongeng yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat. Contoh: Sangkuriang, SI Malin Kundang
c.    Fabel adalah dongeng yang pelaku utamanya adalah binatang. Contoh: Kancil
d.    Hikayat adalah suatu bentuk prosa lama yang ceritanya berisi kehidupan raja-raja dan sekitarnya serta kehidupan para dewa. Contoh: Hikayat Hang Tuah.
e.    Dongeng adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Contoh: Cerita Pak Belalang.
f.     Cerita berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam
Tokoh – tokoh prosa lama
·         Hamzah Pansuri
·         Abdul Rauf
·         Nuruddin Arraniri

2.4.1.1 Contoh Prosa lama

Contoh Prosa Lama (Hikayat)
Botol Ajaib

Tidak ada henti-hentinya. Tidak ada kapok-kapoknya, Baginda selalu memanggil Abu Nawas untuk dijebak dengan berbagai pertanyaan atau tugas yang aneh-aneh. Hari ini Abu Nawas juga dipanggil ke istana.
Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman. “Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin.” kata Baginda Raja memulai pembicaraan.
“Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil.” tanya Abu Nawas.
“Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya.” kata Baginda.
Abu Nawas hanya diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. la tidak memikirkan bagaimana cara menangkap angin nanti tetapi ia masih bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar-benar angin. Karena angin tidak bisa dilihat. Tidak ada benda yang lebih aneh dari angin. Tidak seperti halnya air walaupun tidak berwarna tetapi masih bisa dilihat. Sedangkan angin tidak. Baginda hanya memberi Abu Nawas waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu Nawas pulang membawa pekerjaan rumah dari Baginda Raja. Namun Abu Nawas tidak begitu sedih. Karena berpikir sudah merupakan bagian dari hidupnya, bahkan merupakan suatu kebutuhan. la yakin bahwa dengan berpikir akan terbentang jalan keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi. Dan dengan berpikir pula ia yakin bisa menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan terutama orang-orang miskin. Karena tidak jarang Abu Nawas menggondol sepundi penuh uang emas hadiah dari Baginda Raja atas kecerdikannya.
Tetapi sudah dua hari ini Abu Nawas belum juga mendapat akal untuk menangkap angin apalagi memenjarakannya. Sedangkan besok adalah hari terakhir yang telah ditetapkan Baginda Raja. Abu Nawas hampir putus asa. Abu Nawas benar-benar tidak bisa tidur walau hanya sekejap.
Mungkin sudah takdir; kayaknya kali ini Abu Nawas harus menjalani hukuman karena gagal melaksanakan perintah Baginda. la berjalan gontai menuju istana. Di sela-sela kepasrahannya kepada takdir ia ingat sesuatu, yaitu Aladin dan lampu wasiatnya.
“Bukankah jin itu tidak terlihat?” Abu Nawas bertanya kepada diri sendiri. la berjingkrak girang dan segera berlari pulang. Sesampai di rumah ia secepat mungkin menyiapkan segala sesuatunya kemudian menuju istana. Di pintu gerbang istana Abu Nawas langsung dipersilahkan masuk oleh para pengawal karena Baginda sedang menunggu kehadirannya.
Dengan tidak sabar Baginda langsung bertanya kepada Abu Nawas. “Sudahkah engkau berhasil memenjarakan angin, hai Abu Nawas?”
“Sudah Paduka yang mulia.” jawab Abu Nawas dengan muka berseri-seri sambil mengeluarkan botol yang sudah disumbat. Kemudian Abu Nawas menyerahkan botol itu.
Baginda menimang-nimang botol itu. “Mana angin itu, hai Abu Nawas?” tanya Baginda.
“Di dalam, Tuanku yang mulia.” jawab Abu Nawas penuh takzim.
“Aku tak melihat apa-apa.” kata Baginda Raja.
“Ampun Tuanku, memang angin tak bisa dilihat, tetapi bila Paduka ingin tahu angin, tutup botol itu harus dibuka terlebih dahulu.” kata Abu Nawas menjelaskan. Setelah tutup botol dibuka Baginda mencium bau busuk. Bau kentut yang begitu menyengat hidung.
“Bau apa ini, hai Abu Nawas?!” tanya Baginda marah.
“Ampun Tuanku yang mulia, tadi hamba buang angin dan hamba masukkan ke dalam botol. Karena hamba takut angin yang hamba buang itu keluar maka hamba memenjarakannya dengan cara menyumbat mulut botol.” kata Abu Nawas ketakutan.
Tetapi Baginda tidak jadi marah karena penjelasan Abu Nawas memang masuk akal. Dan untuk kesekian kali Abu Nawas selamat.

·         Unsur Intrinsik Hikayat Abu Nawas “Botol Ajaib”

 Tema : Semangat/ Kerja Keras

Tokoh :
a.Abu Nawas :Memiliki watak yang cerdik, tidak mudah putus asa dan selalu berusaha untuk mengerjakan sesuatu walaupun terkadang hal itu aneh, tidak mungkin dan sulit dilakukan.
b.Baginda Raja : Memiliki watak yang licik.selalu berusaha menjatuhkan abu nawas dengan ide-ide dan perintah-perintah anehnya terhadap abu nawas, namun walaupun demikian, abu nawas selalu saja memecahkan masalah yang dihadapinya.

Latar :
Latar tempat :Rumah Abu Nawas, Istana Baginda Raja, Jalan
Latar suasana : Tegang.

Alur :
Menggunakan Maju karena dicerikan mulai dari awal hingga akhir permasalahan.

Sudut penceritaan :
Orang ketiga (pihak penulis), karena cerita tidak secara langsung terjadi namun ada pihak ketiga yang menceritakan kisah tersebut.

Gaya Bahasa :
Majas Personifikasi pada kata “Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin.” kata Baginda Raja memulai pembicaraan. Dan pada “Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya.” kata Baginda. Serta pada Abu Nawas “menggondol sepundi penuh uang emas”
Dalam cerita tersebut, majas yang dominan digunakan bahkan terhadap semua kata yang menggunakan majas adalah majas Personifikasi yaitu majas dengan sifat seolah-olah menurunkan sifat benda hidup terhadap benda Mati.

Amanat :
Jangan berputus asa menghadapi suatu masalah
ketika kita memiliki suatu masalah yang sulit untuk dipecahkan,maka jangan terlalu cepat berputus asa dan memvonis diri bahwa kita tak mampu melakukannya namun berusahalah untuk mengerjakannya karena selama kita mau berusaha, kita insya Allah dapat menyelesaiakan masalah itu, seperti yang dilakukan oleh Abu nawas.
Jangan mencoba menjatuhkan seseorang dengan akal licik dan curang
Kita tidak boleh memiliki sifat seperti raja yang selalu berusaha menjatuhkan Abu nawas dengan akal licik dan curang. Karena sesungguhnya itu akan merugikan kita sendiri.
Jangan sewena-wena dengan jabatan.
Kita tidak boleh memiliki sifat seperti baginda Raja yang seenaknya memerintah seseorang untuk melakukan hal-hal aneh yang sebenarnya jika dipikir secara logis tidak mungkin dilakukan, memerintahkan hal yang aneh dengan maksud curang terhadap seseorang karena merasa dirinya memiliki kewenangan sebagai seorang raja.

Unsur Ekstrinsik Hikayat Abu Nawas “Botol Ajaib”

Nilai Sosial
Nilai sosial yang terkandung yaitu seseorang seperti baginda raja walaupun memiliki jabatan yang tinggi, ia tetap membutukan bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Artinya seorang raja itu juga makhluk sosial .

Nilai Budaya :
Nilai Budaya yang terkandung yaitu samapai sekarang sistem kerajaan masih banyak diterapakan, masih banyak ditemukan sistem politik kekuatan, siapa yang memiliki kekuatan besar dan wewenang pemerintahan berhak untuk memerintah bawahannya.

Nilai Pendidikan :
Nilai Pendidikan yang terkandung yaitu didalam mengerjakan sesuatu, kita jangan terlalu cepat berputus asa, misalnya kita diberi tugas yang susah oleh guru, kita harus berusaha mengerjakannya.

Nilai Moral :
Nilai Moral yang terkandung yaitu jangan terlalu sewena-wena dengan jabatan, jadikan diri kita bermoral dengan berperilaku yang bermoral bagi sesama tanpa memandang status atau derajat.

Nilai Politik :
Nilai Politik yang terkandung yaitu dalam cerita tersebut diceritakan sebuah cerita kerajaan, kerajaan merupakan sistem politik pada zaman dahulu dan bahkan sampai sekarang masih diterapkan diberbagai negara dan daerah.


2.4.2 Prosa Baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Prosa baru timbul sejak pengaruh Pers masuk ke Indonesia yakni sekitar permulaan abad ke-20. Contoh: Nyai Dasima karangan G. Fransis, Siti mariah karangan H. Moekti.
Berdasarkan isi atau sifatnya prosa baru dapat digolongkan menjadi:
1.       Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Contoh: karangan Sutan Takdir Alisjahbana: Kalah dan Manang, Grota Azzura, Layar Terkembang, dan Dian yang Tak Kunjung Padam
2.       Riwayat adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa atau Prof. Dr. B.I Habibie atau  Ki hajar Dewantara. 
3.       Otobiografi adalah karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.
4.       Antologi adalah buku yang berisi kumpulan karya terplih beberapa orang. Contoh Laut Biru Langit Biru karya Ayip Rosyidi
5.       Kisah adalah riwayat perjalanan seseorang yang berarti cerita rentetan kejadian kemudian mendapat perluasan makna sehingga dapat juga berarti cerita. Contoh: Melawat ke Jabar – Adinegoro, Catatan di Sumatera – M. Rajab.
6.       Cerpen adalah suatu karangan prosa yang berisi sebuah peristiwa kehidupan manusia, pelaku, tokoh dalam cerita tersebut. Contoh: Tamasya dengan Perahu Bugis karangan Usman. Corat-coret di Bawah Tanah karangan Idrus.
7.       Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan kehidupan orang-orang. Contoh: Roromendut karangan YB. Mangunwijaya.
8.       Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk  suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yangs ifatnya objektif dan menghakimi.
9.       Resensi adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
10.    Esei adalah ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif  atau sangat pribadi.


Tokoh – Tokoh Prosa baru :
·         Merari Siregar
·         Marah  Rusli
·         Muhammad Kasim
·         Abdul Muis
·         Suman H.S

2.4.2.1 Contoh Prosa baru

Si “Alhamdulillah”

Pada zaman dahulu di Desa lembah neundeut ada seorang pemuda yang memelihara seekor kuda sejak dari kecil yang sangat penurut, nama kuda itu adalah “Alhamdulillah”, kuda itu sangat penurut, apabila di panggil langsung datang. Jika di suruh berjalan kita hanya berkata “Alhamdulillah” langsung tancap kuda itu akan berjalan, sedangkan jika mau berhenti kita ucap “Astagfirullah” si kuda akan langsung berhenti. Mungkin karena di rawat sejak kecil dan latihan yang rutin membuat si kuda menjadi penurut.
Oman adalah pemilik kuda pintar tersebut, dia sangat sayang dengan kudanya. Di suatu sore hari Oman sedang mengajak bermain kudanya itu keliling taman dekat rumahnya. Ketika sedang di taman Oman bertemu dengan seorang temannya bernama Asep “Assalamualaikum…. gimana kabarnya, kudanya bagus bangeeet..”?
“Baik… ia ni kuda penurut, tinggal ucap hamdalah dia akan berjalan, dan kalau mau berhenti tingal ucap “istigfar”
” aku boleh nyoba gak”?
” oh.. monggo…”
Sang teman mulai mengucapkan hamdalah untuk menjalankannya. “alhamdulilah berangkatlah kuda” dia merasa bosan karna kudanya jalannya terlalu pelan, dia memukul kuda supaya berjalan lebih cepat ,tapi belum berhasil juga, akhirnya dia memukul dan mengucapkan alhamdulillah dengan keras. “PLAK….. ALHAMDULIILLAH……” Kuda itu berjalan dengan cepat ,sehingga orang itu tidak bisa mengendalikanya, di depan matanya terlihat jurang yang sangat dalam , karena sangat gugup dia lupa kata-kata untuk menghentikan kudanya, semua kata-kata keluar dari mulutnya. “ALLAH” kuda belum berhenti. “ROSULALLAH.” kuda itu masih belum bisa berhenti. ” INALILAH.” kuda itu masih tak mau behenti.
Dia sudah putus asa , dia mengucapkan istigfar untuk yang terakhir kalinya. ” ASTAGFIRULOH.” Tiba-tiba kuda itu berhenti pas di depan jurang itu, dia sangat senang, dan mengucapkan puji syukur kepada Allah. “Alhamdulillah ya Allah kau masih menolongku”. karena ucapanya itu, kuda tiba-tiba berjalan dan….dan ,,..

UNSUR INTRINSIK
1. Tema Kuda penurut
2. Alur Cerita Alur maju, karena jalan cerita di jelaskan secara runtut
3. Penokohan:
A. Tokoh utama (Alhamdulillah) : berwatak penurut dan pintar.
B. Tokoh Pembantu :
Oman, wataknya penyayang.
Asep, wataknya mempunyai Rasa ingin tahu yang tinggi
4. Latar:
a. Tempat: Desa lembah neundet, Taman dekat rumah, dan perjalanan, dekat jurang dalam.
b. Waktu: Zaman dahulu, Sore hari
c. Suasana: Diawal cerita suasana yang timbul biasa saja, tetapi di akhir cerita menegangkan karena terdapat konflik.
5. Sudut Pandang: “Dia” terbatas (mereka tidak diberi kesempatan untuk menunjukkan sosok dirinya seperti halnya tokoh pertama.)
6. Gaya Bahasa : Aptronim (adalah pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan.)

UNSUR EKSTRINSIK
Nilai moral:
Dalam cerpen tersebut terdapat kandungan nilai moral yaitu seseorang haruslah bersikap menyayangi terhadap sesama makhluk hidup, sehingga akan membuat suatu ikatan, walaupun dengan seekor kuda
Nilai Sosial-budaya:
yaitu sesuai dengan kehidupan kita sehari hari, yaitu seorang yang menyayangi seeokor binatang dan melatih hingga menjadi seekor binatang yang penurut. Namun hal ini bertolak belakang dengan kehidupan kita yang tidak menyayangi seekor binatang, bahkan kita memburu dan menagkapnnya demi kebutuhan ekonomi ( pemburuan Orang utan)


2.5  Periodisasi Seni di Dunia

2. 5. 1 Periodesasi Seni Musik

1.      Musik periode sebelum masehi.
Sejak abad sebelum masehi telah tumbuh sebagai suatu kebutuhan batin dalam kehidupan manusia. Orang yang memulai peduli terhadap musik adalah “Jubal”. Pada periode sebelum masehi ini, musik masih sangat sederhana dan tidak ada yang berupaya mengabadikannya., sehingga sulit untuk dikaji lebih jauh. Oleh sebab itu perkembangan musik sebelum masehi., sementara ini tidak dibahas lebih jauh.
2.      Musik periode awal masehi  ( 0 – 1000 ).
Musik pada periode ini umumnya merupakan musik kultur untuk pemujaan terhadap Tuhan. Diantara yang lebih dikenal adalah musik “ Gregorian” (yaitu musik vocal satu suara). Musik gregorian ditokohi oleh Gregorius.
Pada periode ini instrumen orgel pertama kali ditemukan dan dibuat oleh Harun Al Rasyid, sehingga dengan adanya alat ini memacu pertumbuhan musik paduan suara palifoni dan organum. Tokoh tokoh musik periode ini antara lain:
Ambrosius     (397).
Gregorius.
Harun Al Rasyid.
3.      Musik periode pertengahan   (1000 – 1500).
Pada zaman pertengahan ini muncul berbagai penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk juga pengetahuan musik. Pada zaman ini Guido Arezzo ( 1050 ) telah menemukan sistem membaca notasi dengan solminasi ( do – re – mi – fa – sol – la – si – do ) yang terus digunakan sampai sekarang dan menotasikanmusik kedalam blok not. Musik kerohanian mempengaruhi musik rakyat pada umumnya dan sebaliknya, musik rakyat mempengaruhi musik rohani. Musik paduan suara dan penggunaan instrumen orgel semakin berkembang menyebar ke beberapa kota di Eropa.
Perkembangan selanjutnya yaitu”dengan adanya dasar teoritis yang dikembangkan oleh Pythagoras dan Guido Di Arezzo maka sistem notasi dan aransemen musik berkembang menjadi suatu pengetahuan khusus yang menjembatani munculnya komponis komponis. Seorang komponis yang termashurpada zaman itu adalah Guilllaume Dufay.
4.      Musik Periode Reanisance (1500 -1600).
Reanisance artinya “Kelahiran kembali” ialah periode membangun kembali suatu kebudayaan yang pernah gemilang sebelum periode pertengahan dan tenggelam selama periode pertengahan.
Ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat cepat meluas di mana mana. Musik pun dipelajari sebagai salah satu pengetahuan di Universitas – universitas.

2. 5. 2 Periodesasi Seni Rupa
Sejarah perbedaan seni rupa murni dan seni rupa terapan adalah akibat dari konflik antara pengikut pergerakan seni dan kriya, termasuk salah satunya adalah William Morris, dengan kaum modernis awal, termasuk diantaranya adalah Virginia Woolf dan kelompok Bloomsbury.
Sejarah umum perkembangan seni rupa dunia terbagi dalam tiga periode yaitu seni rupa zaman prasejarah, seni rupa zaman kuno, seni rupa zaman modern, dan seni rupa pasca modern atau kontemporer.
1. Seni rupa zaman prasejarah.
hasil karya seni tertua adalah bentuk patung-patung kecil dan lukisan-lukisan didinding patung atau gua. ada sangat sedikit hasil karya seni yang berasal dari sebelum 40.000 tahun yang lalu.yaitu pada zaman paleolitikum tua(awal). pada waktu itu manusia menggorekan batu-batu kecil ke batu yang lebih besar untuk menggambarkan kehidupan sehari-hari mereka seperti berburu. salah satu patung peninggalan zaman paleolitikum yang terkenal adalah Venus of willendorf yang menggambarkan perempuan hamil.

2. Seni rupa zaman kuno.
periode seni rupa zaman kuno dimulai ketika peradaban kuno mengembangkan bentuk bahasa tulis. tradisi besar dalam dunia seni rupa berakar dari salah satu seni enam peradaban kuno yang besar, yaitu mesir kuno, mosopatamia, yunani, roma, india, dan cina. masing masing peradaban tersebut mengembangkan gaya yang unik dalam seni mereka.

3. Seni rupa zaman modern
seni rupa modern merupakan istilah yang ditimpakan untuk sebagian besar benda artistik yang berasal dari akhir abad ke 19 sampai dengan tahun 1970an. seni rupa modern mengacu pada pendekatan baru terhadap seni yang menekankan emosi, tema dan beragam hal abstark lainya. seniman-seniman bereksperimen dengan cara melihat yang baru, dengana ide-ide segar akan materi dan fungsi seni.

4. Seni rupa pasca modern ata kontemporer.
Seni rupa pada zaman ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, terutama menceritakan keruntuhan atau kehancuran peradaban manusia karena dua perang dunia (1914-1945). seni rupa pada zaman ini melahirkan aliran-aliran seni rupa seperti impresionisme, ekspresionisme, fauvisme, kubisme, dadaisme, surealisme. interaksi global yang terus meningkat pada masa ini banyak memasukan budaya-budaya daerah kedalam seni rupa barat, contohnya Pablo Picasso dengan dipengaruri oleh seni pahat (patung) afrika. begitu pula seni gambar blok kayu yang sangat dipengaruhi oleh renaisans barat, sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan impresionisme.


2. 5. 3 Periodisasi Seni Tari

1. Tari zaman prasejarah / zaman primitif
Zaman primitif adalah zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Zaman primitif ini berkisar anatara tahun 20.000 SM – 400 M.
Pada zaman masyarakat primitive ada 2 zaman yaitu zaman batu dan zaman logam. Pada zaman batu kemungkinan tari – tarian hanya diiringi dengan sorak – sorai serta tepukan tangan. Sedangkan pada zaman logam sudah terdapat peninggalan instrument music yang ada sangkut pautnya dengan tari yaitu nekara atau kendang yang dibuat perunggu.

2. Tari zaman feodal / penjajahan ( 400 M – 1945)

Zaman feodal / zaman penjajahan berkisar antara tahun 400 M – 1945. Jenis Tari zaman feodal ini ditandai dengan bermunculan para pakar tari yang memberikan macam – macam definisi. Tokoh – tokoh tersebut antara lain curt sach, soedarsono, corry hamstrong, la mery dan lain sebagainya.
Pada zaman ini tari memiliki berbagai fungsi antara lain tari upacara, tari hiburan, tari pertunjukan. Tari yang berfungsi sebagai upacara ritual dan yang berfungsi sebagai hiburan pribadi sebagian tidak tercakup karena tari ritual pada umumnya lebih mementingkan tujuan dari pada bentuk penyajiannya, sedangkan tari hiburan lebih mementingkan keikutsertaan penari dalam tari itu dari pada kenikmatan untuk menontonnya.

3.  Tari zaman modern ( zaman setelah indonesia merdekan sampai sekarang)
Jenis tari zaman modern ini ditandai dengan munculnya koreografer – koreografer individu yang menciptakan karya – karya baru, lebih sebagai ekspresi diri dari pada ekspresi komunal. Gagasan koreografer individual sebagai sebuah aspek penting dari dampak kebudayaan barat. Tokoh – tokoh tari modern antara lain isadora Duncan, Martha Graham, doris Humphrey, Mary Wigman dan lain sebagainya.

2. 5. 4  Periodisasi Seni Sastra
Seni telah lama berkembang. Bidang ini juga menjadi bagian dalam perkembangan peradaban Islam. Salah satunya adalah penulisan sastra. Banyak sastrawan bermunculan dengan berbagai karya mereka. Di sisi lain, seni musik pun mendapatkan ruang dan para musisi diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya.
Sastra mulai berkembang saat pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Puncaknya, termasuk dalam perdagangan, terjadi pada masa kepemimpinan Khalifah Harun Al Rasyid dan putranya, Al Ma’mun. Para sastrawan masa itu banyak melahirkan karya besar. Bahkan, mereka juga memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan sastra pada masa pencerahan di Eropa.
Philip K Hitti dalam bukunya History of The Arabs mengatakan, pada masa itu sastra mulai dikembangkan oleh Abu Uthman Umar bin Bahr Al Jahiz. Ia mendapatkan julukan sebagai guru sastrawan Baghdad. Al Jahiz dikenal dengan karyanya yang berjudul Kitab Al Hayawan atau Kitab Hewan. Ini merupakan sebuah antologi anekdot binatang, perpaduan rasa ingin tahu antara fakta dan fiksi. Ia pun menulis karya lain, Kitab Al Bukhala, yang merupakan kajian tentang karakter manusia.
Perkembangan sastra ini kemudian terus berlanjut hingga mencapai masa puncaknya pada sekitar abad ke-10.
Bermunculan nama-nama sastrawan yang memiliki pengaruh besar, yaitu Badi Al Zaman Al Hamadhani, Al Tsa’alibi dari Naisabur, dan Al Hariri. Al Hamadhani dikenal sebagai pencipta maqamat, sejenis anekdot yang isinya dikesampingkan oleh penulisnya untuk mengedepankan kemampuan puitisnya. Namun, dari sekitar 400 yang ditulisnya, hanya ada 52 yang masih bisa ditelusuri jejaknya.
Seorang sastrawan lainnya, Al Hariri, lebih jauh mengembangkan maqamat. Ia menjadikan karya-karya Al Hamadhani sebagai model. Melalui maqamat ini, baik Al Hamadhani dan Al Hariri, menyajikan anekdot sebagai alat untuk menyamarkan kritik-kritik sosial terhadap kondisi yang ada di tengah masyarakat.
Menurut Philip K Hitti, sebelum maqamat berkembang, ada sastrawan yang merupakan keturunan langsung Marwan, khalifah terakhir Dinasti Abbasiyah. Sastrawan itu bernama Abu Al Faraj Al Ishbahani. Ia lebih dikenal dengan panggilan Al Ishfahani. Abu Al Faraj tinggal di Aleppo, Suriah, untuk menyelesaikan karya besarnya, Kitab Al Aghni. Ini merupakan sebuah warisan puisi dan sastra yang berharga. Buku ini juga dianggap sebagai sumber utama untuk mengkaji peradaban Islam.
Sejarawan terkenal, Ibnu Khaldun, menyebut karya Abu Al Faraj sebagai catatan resmi bangsa Arab. Bahkan, saking berharganya karya itu, sejumlah figur ternama dalam pemerintahan, seperti Al Hakam dari Andalusia, mengirimkan seribu keping emas kepada Abu Al Faraj sebagai hadiah. Sebelum pertengahan abad ke-10, draf pertama dari sebuah karya yang kemudian dikenal dengan Alf Laylah wa Laylah (Seribu Satu Malam) disusun di Irak. Acuan utama penulisan draf ini dipersiapkan oleh Al Jahsyiyari.
Awalnya, ini merupakan karya Persia klasik, Hazar Afsana. Karya itu berisi beberapa kisah yang berasal dari India. Lalu, Al Jahsyiyari menambahkan kisah-kisah lain dari penutur lokal. Sastrawan lain yang kemudian muncul pada masa Abbasiyah adalah Abu Al Tayyib Ahmad Al Mutanabbi. Banyak kalangan menganggap bahwa ia merupakan sastrawan terbesar.
Abu al-’Ala al-Ma’arri yang hidup antara 973 hingga 1057 Masehi merupakan sosok lainnya. Ia menjadi salah satu rujukan para sarjana Barat. Puisi-puisi yang ia ciptakan menunjukkan adanya perasaan pesimis dan skeptisme pada zaman ia hidup. Perkembangan sastra ini juga memberikan pengaruh kepada Spanyol.
Dalam konteks ini, tak ada penulis Barat yang mengungkapkan ketertarikan Eropa terhadap sastra Arab dalam bentuk yang lebih dramatis dan puitis dibandingkan penyair asal Inggris William Shakespeare. Hal menarik yang diciptakan Shakespeare adalah Pangeran Maroko yang merupakan salah satu tokoh agung dalam The Merchant of Venice. Pangeran Maroko dibuat dengan meniru Sultan Ahmed al-Mansur yang agung yang menunjukkan martabat kerajaan



DAFTAR PUSTAKA



Tugas IBD 1 Manusia dan Kebudayaan

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR

Manusia dan Kebudayaan


Disusun oleh :
Dita Ayuningtyas Dewi Asih                      18216076


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016/2017









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan  kebiasaan-kebiasaan tersebut akan menjadi kebudayaan. Manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya
Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, itu disebabkan mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya sehingga manusia di manapun memiliki kebudayaan yang berbeda masing-masing. Perbedaan kebudayaan disebabkan karna perbedaan yang dimiliki seperti faktor lingkungan, faktor alam, manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang menimbulkan keberagaman budaya tersebut. Seiring dengan berkembangnya teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia diharapkan dapat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kebudayaan masing – masing daerah, karena kebudayaan merupakan jembatan yang menghubungkan manusia dengan manusia yang lain.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manusia
            Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
o   NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
o   ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
o    UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
o    SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
o   KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.
o   I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
o   OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
o    ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
o    PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.

B.      Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaiannya.
Hakikat Manusia adalah sebagai berikut :
a.       Mahluk ciptaan tuhan yang tediri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh dalah materi yang dapat dilihat , diraba, dan dirasa wujudnya konkrit tapi tidak abadi.
b.      Mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya. Kesempuranaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi penciptanya dengan akal dan pikiran dan kehendak yang terdapat pada jiwa manusia.
c.       Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual. Yang mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d.      Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya senidiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.

C.        Kepribadian Bangsa Timur
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri dan selalu membutuhkan manusia lain untuk dapat bertahan hidup.Hal tersebut benar – benar dianut oleh masyarakat pada bangsa timur terutama Indonesia. Rasa kebersamaan yang kuat bisa dibilang sebagai kepribadian bangsa.Segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Di Indonesia banyak sekali kebudayaan dan kepribadian yang ada, karena seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sekali suku sehingga dengan sudah sangat pasti kebudayaannya pun berbeda.
            Sistem ideologi yang ada biasanya meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan dan pengikat perilaku manusia atau masyarakat agar sesuai dengan kepribadian bangsa yang sopan, santun, ramah, dan tidak melakukan hal – hal yang dapat mencoreng kepribadian bangsa.
Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat. Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaanya, sesuai dengan nilai budaya yang berlaku. Pada saat unsur-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut.
Pada dasarnya masyarakat daerah timur dengan contoh Indonesia, sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada di Indonesia.
Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dan lain – lain.
Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah misalnya :
1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
3.  Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut
2.  Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3.  Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.

D.    Pengertian Kebudayaan
Kata "kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah" yang merupakan bentuk jamak dari kata "budhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal".
Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan.  Sedangkan menurut definisi Koentjaraningrat yang mengatakan bahwa pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat.
Pengertian Kebudayaan dalam bahasa inggris disebut culture. merupakan suatu istilah yang relatif baru karena istilah culture sendiri dalam bahasa inggris baru muncul pada pertengahan abad ke-19. Sebelumnya pada tahun 1843 para ahli antropologi memberi arti kebudayaan sebagai cara mengolah tanah, usaha bercocok tanam, sebagaimana tercermin dalam istilah agriculture dan holticulture. Hal ini bisa kita mengerti karena istilah culture berasal dari bahasa Latin colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah pertanian. Pada arti kiasan kata itu juga berarti "pembentukan dan pemurnian jiwa". Seorang antropolog lain, E.B. Tylor (1871), dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture (New York ; Brentano's, 1924), hal 1, yang mendefinisikan pengertian kebudayaan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

E.     Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan terbentuk dari suatu sistem, sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang membentuk sebuah budaya, mulai dari bahasa, pengetahuan, tekhnologi dan lain lain. semua itu adalah faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap kebudayaan untuk menunjukkan eksistensi mereka. Menurut Koentjaraningrat unsur kebudayaan tersebut terdiri atas 7 unsur yakni :
1.bahasa
yaitu suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur – unsur bunyi ucapan manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi
2. sistem pengetahuan
yaitu semua hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan alam maupun sosialnya menurut azas – azas susunan tertentu
3. organisasi sosial
yaitu keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dan merupakan salah satu dari unsur kebudayaan universal
4. sistem peralatan hidup dan tekhnologi
yaitu rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan, pemeliharaan, dan penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya
5. sistem mata pencarian hidup
yaitu rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam konteks kebudayaan
6. Kesenian
yaitu suatu sistem keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta memiliki nilai dan makna yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebut
7. sistem religi
yaitu rangkaian keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas upacaranya serta sarana yang berfungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan alam gaib

Selain Koentjaraningrat beberapa ahli telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan, seperti Bronislaw Malinowski , C. Kluckhoh :
a.       Bronislaw Malinowski
Bronislaw Malinowski menyatakan bahwa ada empat unsur pokok kebudayaan yang meliputi sebagai berikut :
• Sistem norma-norma yang memungkinkan kerja sama antaranggota masyarakat agar menyesuaikan dengan alam sekelilingnya.
• Organisasi ekonomi
• Alat dan lembaga atau petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama).
• Organisasi kekuatan (politik)

b.      C. Kliucckhohn
Kliucckhohn menyebutkan ada tujuh unsur kebudayaan, yaitu :
• sistem mata pencaharian hidup
• sistem peralatan dan teknologi
• sistem organisasi kemasyarakatan
• sistem pengetahuan
• bahasa
• kesenian
• sistem religi dan upacara keagamaan

F. Wujud Kebudayaan
O Wujud Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat
kebudayaan itu dibagi menjadi dalam 3 wujud, yaitu :
1. Wujud sebagai satu kompleks dari ide-ide, norma-norma
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu komleks aktifitas
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia
O Wujud Kebudayaan Menurut J.J Hoenigman
 wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Gagasan, yiatu kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam alam pikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan yang berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan , sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat dinikmati dan di dokumentasikan.
3. Artefak, yaitu wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat yang berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, di dokumentasikan. Artefak sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.

G.  Orientasi Nilai Budaya
Kebudayaan sebagai karya mnusia yang memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhon dalam karyanya Variation in Value Orientation(1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia universal memiliki 5 masalah pokok kehidupan manusia yaitu:
1.Hakikat hidup manusia
Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstem : ada yang berusaha memadamkan hidup, adapula dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik.
2.Hakikat karya manusia
Setiap budaya hakikatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memeberikan kehormatan dan tahta, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3.Hakikat waktu manusia
Hakikat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada yang berorientasi pada masa kini, ada pula yang masa depan.
4.Hakikat alam manusia
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam dan memanfaatkan alam sebaik mungkin. Ada juga yang menganggap manusia harus selaras dengan alam dan menyerah pada alam.
5.Hakikat hubungan Manusia
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, adapula yang berpandangan individualis.

H. Perubahan Kebudayaan
Apa itu perubahan kebudayaan? Perubahan kebudayaan dalam masyarakat yaitu gejala perubahan pola hidup, kebiasaan dan struktur sosial dalam masyarakat yang disebabkan oleh beberapa faktor. Perubahan kebudayaan ini merupakan hal alami yang terjadi di masyarakat dikarenakan sifat alami manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat yang terjadi karena adanya perubahan komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Menurut Hirschman, kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Seperti yang telah disebutkan di atas, perubahan jumlah penduduk merupakan salah satu penyebab perubahan kebudayaan secara intern, baik itu dikarenakan kelahiran, kematian ataupun perpindahan (migrasi). Perpindahan penduduk merupakan salah satu penyebab yang patut diperhitungkan. Biasanya masyarakat pendatang cenderung membawa kebudayaan asalnya. Hal ini menyebabkan terjadinya pergeseran kebudayaan masyarakat asal dan terjadi pembauran kebudayaan. Hal ini diperkuat jika kebudayaan yang dibawa tampak lebih modern dan lebih menarik. Sebagai contoh masyarkat ibu kota yang melakukan migrasi ke daerah, cenderung memamerkan hal – hal baru yang dimiliki dan membawa kebudayaan kota yang biasa dilakukan ke daerah. Hal ini ditunjang oleh kemajuan teknologi, sehingga masyarakat daerah tertarik dan cenderung mengikuti pola, kebiasaan dan kebudayaan tersebut. Akan tetapi, tidak semua kebudayaan yang di bawa membawa pengaruh positif. Contoh lain yaitu adanya penemuan baru merupakan salah salah satu penyebab perubahan kebudayaan secara internal. Handphone merupakan salah satu temuan yang mengubah kebiasaan masyarkat dalam berkomunikasi. Masyarakat yang semula menggunakan surat sebagai sarana berkomunikasi, saat ini telah beralih menggunakan handphone. Bahkan handphone bukan lagi barang mewah.
Contoh lain penyebab perubahan kebudayaan secara eksternal adalah masuknya kebudayaan barat ke Indonesia dengan sangat mudah seperti perayaan Valentine, April mop, dan Halloween . Media masa, merupakan salah satu sarana utama masuknya kebudayaan tersebut dan berbaur dengan kebudayaan kita. Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini selalu merayakan Valentine sebagai hari kasih sayang, tanpa mengetahui asal muasal dan tujuan kebudayaan tersebut. Pada umumnya mereka hanya menirukan kebiasaan yang dilakukan masyarakat barat untuk memberikan kado, tanda kasih sayang ke orang – orang spesial seperti yang dilakukan di film, televisi ataupu di artikel – artikel majalah. Hal ini sangat mengubah kebiasaan masyarakat kita. Buktinya setiap bulan Februari seluruh pusat perbelanjaan di Indonesia selalu dipenuhi oleh pernak pernik Valentine, setiap stasiun televisi menyiarkan berbagai film romantis, dll. Akan tetapi, kebudayaan tersebut juga memberikan dampak negative untuk masyarakat Indonesia. Terbukti dengan banyaknya remaja di tangkap saat merayakan Valentine dengan minuman keras dan seks bebas.
Masyarakat pada umumnya memang cenderung untuk menirukan hal – hal baru yang dianggap canggih, menarik dan menyenangkan, tanpa memikirkan dampaknya. Hal ini sudah sepatutnya diwapadai. Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi yang memudahkan setiap orang berkomunikasi dengan orang lain antar daerah, antar pulau, antar negara bahkan antar benua tidak menutup kemungkinan masuknya kebudayaan – kebudayaan asing kedalam masyarakat tersebut dan berbaur. Ditambah pula kesadaran generasi muda untuk mempertahankan kebudayaan asli yang semakin menurun memungkinkan hilangnya kebudayaan asli dari setiap masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Hal ini menuntut kepedulian dan perhatian lebih lanjut agar masyarakat Indonesia dapat mempertahankan kebudayaan – kebudayaan positif yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia di masa – masa mendatang.

I.       Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Manusia dan kebudayaan merupakan suatu hal yang saling berkaitan. Dimana kebudayaan ada karena adanya manusia sebagai pencipta kebudayaan. Kebudayaan lahir dari kegiatan sehari-hari yang manusia lakukan. Kebudayaan terus hidup dan berkembang ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya melestarikan dan mewariskannya secara turun menurun kepada generasi yg dibawahnya.

B.     Saran
Kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan secara tidak sadar manusia merusak kebudayaan.Maka dari itu, sebagai manusia yang berbudaya kita harusnya mampu untuk terus berbudaya dengan melestarikan kebudayaan yang ada agar tetap hidup.


DAFTAR PUSTAKA
Manusia sebagai Makhluk yang Berbudaya
https://kamelia11.wordpress.com/tag/pengertian-manusia-menurut-para-ahli/
diakses tanggal 24 September 2016

Pengertian Hakikat Manusia
http : //Jjangnews.blogspot.co.id/2015/03/apa-itu-pengertian-hakikat-manusia.html?m=1
diakses tanggal 24 September 2016

Kepribadian Bangsa Timur
http://mayangarmyta.wordpress.com/2010/10/31/kepribadian-bangsa-timur/
diakses tanggal 24 September 2016

Unsur-Unsur Kebudayaan
http://mbahkarno.blogspot.co.id/2013/09/unsur-unsur-kebudayaan-beserta.html
http://sandri09a.blogspot.com/2012/05/unsur-unsur-kebudayaan.html
diakses tanggal 24 September 2016

Penyebab Perubahan Kebudayaan di Indonesia
http://dionoize.blogspot.com/2012/03/penyebab-perubahan-kebudayaan-di.html
diakses tanggal 26 September 2016

Manusia dan Kebudayaan
http://rekianmaulana.blogspot.com/2013/04/manusia-dan-kebudayaan_8141.html
diakses tanggal 26 September 2016







TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
Biografi 7 Tokoh Kebudayaan diluar dan didalam Negeri
1.      Selo Soemardjan
Nama               : Prof. Dr. Kanjeng Pangeran Haryo Selo Soemardjan
Lahir                : Yogjakarta. 23 Mei 1915
Meninggal       : Jakarta, 11 Juni 2003
Gelar               : Bapak Sosiologi Indonesia
Pendidikan      : Dokter Cornell University, AS
Karya              : Social Changes in Yogjakarta (1962)
                                                            Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi
                                                            Desentralisasi pemerintahan
“Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat”
                    
2.      Edward Burnett Tylor
Nama                           : Sir Edward Burnett Tylor
Lahir                            : Camberwell, London, England, 2 Oktober 1832
Meninggal                   : Wellington, Somerset, England, United Kingdom, 2 Januari 1917
Kewarganegaraan       : Inggris
Pendidikan                  : Oxford University
Menurut Edward Burnett Tylor, “Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.”

3.      Andreas Eppink
Nama                          : Andreas Eppink
Lahir                            : 9 Agustus 1946
Kewarganegaraan       : Netherlands, Dutch
Pendidikan                  : - Bachelor in Sociology, University Amsterdam, The Netherlands, 1968
-          Bachelor in Psychology, University Amsterdam, 1969
-          Master of Arts in Psychology, Universitas Amsterdam 1971
-          Doctor of Philosophy, University Amsterdam, 1977
-          Psychoterapist, Univesity Amsterdam, 1981
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma social, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

4.      Ki Hajar Dewantara
Nama                    : Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
Lahir                      : Pakualaman, masa Hindia Belanda 2 Mei 1889
Meninggal           : Yogjakarta, 26 April 1959
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.





5.       Ki Sarmidi Mangunsarkoro
Nama                    : Sarmidi Mangunsarkoro
Lahir                      : 23 Mei 1904
Meninggal           : 8 Juni 1957
Karya- karya       : Disepanjang hidupnya Ki Sarmidi Mangunsarkoro menulis beberapa buku-buku mengenai pendidikan nasional, kebudayaan, dan juga politik. Buku-buku tulisannya antara lain : - Pendidikan Nasional (Keluarga, Jogjakarta, 1948)
-          Masyrakat Sosialis (Pelopor Jogjakarta, 1951)
-          Dasar-Dasar Pendidikan Nasional (Pertjetakan Keluarga, 1951)
-          Kebudajaan Rakjat (Usaha Penerbitan Indonesia, 1951)

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang merupakan (bersifat) hasil dari kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.

6.       Moh. Hatta
Nama                    : Dr. H. Mohammad Hatta
Lahir                      : Bukit tinggi, 12 Agustus 1902
Meninggal           : Jakarta, 14 Maret 1980
Pendidikan         : Eramus UniversityRotterdam (1921-1932)
Buku                      : - Karya lengkap Bung Hatta
-          Portrait of a Patriot : Selected writings (1972)
-          Pengantar ke Jalan Ekonomi Sosiologi
-          Indonesia National Education
-          Bung Hatta Menjawab (1978)
-          Putra Reports
-          Our Democracy        
Kebudayaan merupakan ciptaan hidup dari suatu bangsa

7.       Clifford Geertz
Nama                                    : Clifford  James Geertz
Lahir                                     : San Francisco, 23 Agustus1926
Meninggal                           : Philadelphia, 30 Oktober 2006
Kebangsaan                         : Amerika Serikat
Bidang                                  : Antropologi
Institusi                                 : University of Chicago
                                    Institute for Advanced Study
                                    Princeton, New Jersey
Alma mater               : Antioch College, Harvard University
Menurut Geertz, “ Kebudayaan adalah suatu sistem makna dan simbol yang disusun dalam pengertian di mana individu-individu mendefinisikan dunianya, menyatakan perasaannya dan memberikan penilaian-penilaiannya; suatu pola makna yang ditransmisikan secara historic diwujudkan didalam bentuk-bentuk simbolik melalui sarana dimana orang-orang mengkomunikasikan, mengabadikannya, dan mengembangkan pengetahuan dan sikap-sikapnya kearah kehidupan; suatu kumpulan peralatan simbolik untuk mengatur perilaku, sumber informasi yang ekstrasomatik.”


Sumber Referensi :
Diakses tanggal 24 September 2016

Edward Burnett Tylor
https ://en.m.wikipedia.org/wiki/Edward_Burnett_Tylor
Diakses tanggal 25 September 2016

Budaya
https : //id.m.wikipedia.org/wiki/Budaya
Diakses tanggal 24 September 2016

Andreas Eppink
http ://prabook.com/web/mobile/#!profile/122022
Diakses tanggal 25 September 2016

Sarmidi Mangunsarkoro
https ://id.m.wikipedia.org/wiki/Ki_Sarmidi_Mangunsarkoro
Diakses tanggal 24 September 2016

Agama dan Kebudayaan dalam Islam
Diakses tanggal 24 September 2016

Mohammad Hatta
https : //en.m.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Hatta
Diakses tanggal 25 September 2016

100 Pengertian Kebudayaan
Diakses tanggal 24 September 2016

Clifford Geertz
https : //en.m.wikipedia.org/wiki/Clifford_Geertz
Diakses tanggal 24 September 2016

Konsep Kebudayaan Menurut Geertz
https ://etnobudaya.net/2008/04/01/konsep-kebudayaan-menurut-geertz/
Diakses tanggal 24 September 2016