A.
Pengertian Produk Industri
Produk
Industri adalah produk yang sengaja dibeli sebagai bahan baku maupu sebagai
barang yang diperdagangkan kembali oleh pembelinya. Dalam hal ini, produk yang
dibeli akan dibuat menjadi produk lain maupan dijual kembali dengan tujuan
mencari keuntungan.
B.
Daur Hidup Produk Industri
Pada
umumnya, Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle memiliki 4 Tahapan yaitu
Perkenalan (Introduction), Perkembangan (Growth), Kedewasaan (Maturity),
Penurunan (Decline).
1.
Tahap Perkenalan (Introduction)
Tahapan Perkenalan
adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana produsen memperkenalkan
produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum. Beberapa ciri-ciri pada Tahap
Perkenalan ini diantaranya adalah :
·
Produk baru diluncurkan ke Pasar (Market)
·
Omset penjualan yang masih rendah
·
Kapasitas produksi masih rendah
·
Biaya per unit yang masih tinggi
·
Cash Flow Negatif
·
Distributor berkemungkinan enggan untuk mengambil produk yang
masih belum terbukti Kualitasnya.
·
Diperlukannya promosi secara besar-besaran dalam rangka
memperkenalkan produknya (biaya promosi yang tinggi)
Strategi yang sering digunakan dalamTahap
Perkenalan (Introduction) :
·
Mendorong Adopsi pelanggan
·
Mengeluarkan Biaya yang besar dalam promosi untuk menciptakan
kesadaran pada produk dan juga untuk memberitahukan produk barunya kepada
masyarakat
·
Menggunakan strategi Harga Peluncuran (skimming) atau Harga
Penetrasi (Penetration)
·
Distribusi yang terfokus (pada wilayah yang terbatas)
2.
Tahap Perkembangan (Growth)
Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang
diperkenalkan tersebut sudah dikenal dan diterima oleh konsumen. Beberapa
ciri-ciri pada tahap Perkembangan ini adalah :
·
Memperluas pasar
·
Omset penjualan yang
naik signifikan
·
Meningkatnya kapasitas
produksi
·
Produk mulai diterima
oleh pasar
·
Cash Flow mulai berubah
menjadi Positif
·
Pasar semakin
berkembang, laba juga akan meningkat, namun pesaing-pesaing baru akan mulai
bermunculan
·
Biaya per unit akan
turun ke skala yang ekonomis
Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap
Perkembangan
§ Membuat iklan yang menciptakan kesadaran akan
pemilihan produk dan memperkuat merek (branding)
§ Memperbanyak saluran distribusi dan memperluas
cakupan distribusi.
§ Meningkatkan kualitas produk, menambahkan
fitur-fitur baru dan gaya serta memperbanyak model atau varian.
§ Menurunkan harga produk untuk menarik pembeli
dan memperluas segmen pasar
§ Masih mengeluarkan biaya yang besar dalam
mempromosikan produk dan mereknya.
3.
Tahap Kedewasaan (Maturity)
Peningkatan Omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan
ketat dan berjuang dalam merebut pangsa pasar dengan pesaing-pesaingnya.
§ Kapasitas produksi yang tinggi
§ Memiliki laba yang besar bagi mereka yang dapat
memimpin pasar
§ Cash Flow akan berada dalam kondisi Positif yang
kuat
§ Pesaing yang lemah dan kalah bersaing akan mulai
keluar dari pasar
§ Harga Produk mulai turun
Strategi yang sering
dilakukan dalam Tahap Kedewasaan
·
Memperbaiki dan
memodifikasi Produk dan memperbanyak pilihan (model, warna, bau, rasa,
estetika)
·
Meninggalkan varian produk
yang tidak kuat di pasar.
·
Kapasitas Produksi pada
kondisi yang rasional
·
Menerapkan harga yang
lebih bersaing
·
Menggunakan Iklan yang
persuasif, mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produknya.
·
Menarik
pengguna-pengguna baru
·
Distribusi yang intensif
·
Memasuki Segmen pasar
yang baru
·
Repositioning
4.
Tahap Penurunan (Decline)
Pada tahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin
menurun dan jika tidak melakukan strategi yang tepat, produk yang
ditawarkan mungkin akan hilang dari pasar (market). Ciri-ciri Tahap Penurunan
adalah sebagai berikut :
§
Laba menurun secara
signifikan dan Cash flow akan melemah
§
Pasar menjadi Jenuh
§
Akan banyak
Pesaing-pesaing yang keluar dari pasar
§
Kapasitas produksi akan
menurun
Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan
adalah sebagai berikut :
§
Melakukan promosi untuk
mempertahankan Pelanggan yang setia
§
Mempersempit saluran
distribusi
§
Menurunkan harga uang
menjaga daya saingnya
C.
Difusi Inovasi
Difusi Inovasi adalah
teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam sebuah
kebudayaan. Teori ini dipopulerkan oleh Everett Rogers pada tahun 1964 melalui
bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations. Ia mendefinisikan difusi
sebagai proses di mana sebuah inovasi dikomunikasikan melalui berbagai saluran
dan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial. Inovasi merupakan ide,
praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit adopsi lainnya.
Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh masyarakat dalam
pola yang bisa diprediksi. Beberapa kelompok orang akan mengadopsi sebuah
inovasi segera setelah mereka mendengar inovasi tersebut. Sedangkan beberapa
kelompok masyarakat lainnya membutuhkan waktu lama untuk kemudian mengadopsi
inovasi tersebut. Ketika sebuah inovasi banyak diadopsi oleh sejumlah orang,
hal itu dikatakan exploded atau meledak.
D.
Proses Pengembangan Produk
Dalam menciptakan dan mengembangkan produk yang
berkualitas, terdapat berbagai langkah atau tahap yang biasa terjadi ketika
kita sedang menciptakan atau mengembangkan produk yaitu:
1.
Penciptaan Ide : Tahapan
ini adalah tahapan awal bagi kita dalam menentukan produk yang ingin
diciptakan. Dalam tahapan ini biasanya kita memikirkan ide tentang produk apa
yang ingin kita buat. Baik produk tersebut sudah ada di pasaran atau belum.
2.
Penyaringan Ide : Pada
tahapan ini, kita mulai menyaring, menseleksi atau bahkan mengkombinasikan ide
– ide yang ada.
3.
Pembuatan &
Pengujian Ide : Pada tahapan ini kita mulai membuat serta menguji ide yang
telah terbentuk hingga menjadi sebuah produk yang berkualitas dan sesuai dengan
harapan.
4.
Pengembangan Strategi
Pemasaran : Tahap ini adalah tahapan kita dalam membuat dan menyusun strategi
pemasaran efektif yang dapat digunakan dalam memperkenalkan produk tersebut
kepada konsumen.
5.
Analisis Usaha : Dalam
tahapan ini adalah kita melihat dan menganalisa apakah produk yang telah
dipasarkan dapat memperoleh keuntungan atau tidak.
6.
Pengembangan Produk :
pada tahapan ini kita mulai mengembangkan produk yang telah di konsep menjadi
sebuah produk yang sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan
sebelumnya.
7.
Market Testing : tahap
ini adalah tahapan dalam mempelajari performance terhadap produk yang
dipasarkan. Apakah produk tersebut sudah memenuhi target atau belum. Selain itu
tahap ini juga biasa digunakan untuk mengetahui pendapat konsumen mengenai
produk yang di pasarkan.
8.
Komersialisasi : tahapan
ini merupakan tahapan terakhir dalam penciptaan dan pengembangan produk. Tahap
ini adalah tahap yang dilakukan demi menunjang penjualan yang telah diciptakan
dan dikembangkan.
E.
Pengujian Konsep Produk Baru
Pengujian konsep
mengumpulkan respon langsung terhadap deskripsi konsep produk dari pelanggan
potensial di dalam target pasar. Pengujian konsep berbeda dengan seleksi konsep
dalam hal pengumpulan data secara langsung dari pelanggan dan lebih sedikit
mengandalkan penilaian yang dibuat oleh tim pengembang. Pengujian konsep dapat
menyakinkan bahwa kebutuhan pelanggan telah dipenuhi oleh konsep produk.
Pengujian konsep juga dapat menilai potensi penjualan produk dan pengumpulan
informasi dari pelanggan untuk perbaikan konsep produk. Pengujian konsep
dianggap sesuai untuk beberapa kondisi pada proses pengembangan, jika pada saat
mengindentifikasi peluang produk yang sebenarnya, ketika memilih dua atau lebih
konsep produk yang akan diproses lebih lanjut, menilai potensi penjualan konsep
produk, dan pada saat memutuskan apakah pengembangan produk akan dilanjutkan
dan akan dikomersialkan. Metode pengujian konsep produk yang direkomendasikan
terdiri dari 7 (tujuh) langkah yaitu:
1.
Mendefinisikan Maksud
dari Pengujian Konsep
Tahap pertama pada pengujian konsep, anggota tim secara eksplisit
menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab melalui pengujian ini.
Pengujian konsep pada dasarnya merupakan sebuah eksperimen. Mengetahui maksud
eksperimen adalah penting untuk merancang metode eksperimen yang efektif.
2.
Memilih Populasi Survei
Asumsi yang mendasari
pengujian konsep adalah populasi pelanggan potensial yang disurvei mencerminkan
target pasar dari sebuah produk. Jika populasi survei menunjukkan sikap
antusias maupun kurang antusias terhadap produk dibandingkan target akhir dari
produk, maka kesimpulan dari pengujian konsep akan menjadi bias. Karena itu tim
harus memilih populasi survei yang mencerminkan target pasar yang sebenarnya.
3.
Memilih Format Survei
Format survei yang biasa
digunakan dalam pengujian konsep dapat berupa interaksi langsung (face to face
interaction), telepon, lewat surat yang dikirimkan melalui jasa pos, surat elektronik
(email) maupun internet.
4.
Mengkomunikasikan Konsep
Pilihan format survei
sangat berkaitan dengan bagaimana konsep akan dikomunikasikan. Konsep dapat
dikomunikasikan dalam bentuk uraian verbal, sketsa, foto dan gambar,
storyboard, video, simulasi, multimedia interaktif, model fisik maupun
prototipe yang dioperasikan.
5.
Mengukur Konsep
Pelanggan
Sebagian survei
pengujian konsep dimulai dengan mengkomunikasikan konsep produk dan kemudian
mengukur respons pelanggan. Ketika pengujian konsep dilakuakan pada awal fase
pengembangan konsep, respons pelanggan biasanya diukur dengan meminta pelanggan
untuk memilih salah satu dari dua atau lebih konsep alternatif.
6.
Menginterpretasikan
Hasil
Jika tim tertarik untuk
membandingkan dua atau lebih konsep, interpretasi hasilnya dapat dilakukan
secara langsung. Apabila salah satu konsep mendominasi yang lain, dan tim
percaya bahwa responden mengerti kunci perbedaan diantara konsep-konsep
tersebut, maka tim dapat dengan mudah memilih konsep yang diinginkan. Jika
hasilnya tidak terbatas, maka tim bisa memutuskan untuk memilih konsep
berdasarkan biaya atau pertimbangan lain.
7.
Merefleksikan Hasil dan
Proses
Manfaat utama dari
pengujian konsep adalah memperoleh umpan balik dari pelanggan potensial.
Pandangan kualitatif yang dilakukan melalui suatu diskusi terbuka dengan
responden tentang konsep-konsep yang diusulkan mungkin merupakan hasil yang
paling penting dari pengujian konsep, terutama pada awal proses pengembangan.
Tim harus merefleksikan hasil diskusi ini sama baiknya dengan hasil prediksi
yang bersifat numerik.
F.
Pengembangan produk srategis
Strategi pengembangan produk adalah bagian dari strategi
korporasi (corporate strategy). Dalam strategi pengembangan produk
terdapat potensi keuntungan maupun risiko dari aktifitas pengembangan produk,
dan banyak faktor yang menyebabkan suatu organisasi
mempertimbangkan melakukan pengembangan produk baru. Hampir semua organisasi
menemukan bahwa pendekatan strategi managerial pada aktifitas
pengembangan produk baru akan meningkatkan peluang keberhasilan dan juga meminimasi
biaya dan risiko. Ada dua pendekatan dalam menjalankan strategi pengembangan
produk, yaitu sebagai berikut :
1. Strategi proaktif (proactive strategy)
Strategi pengembangan produk yang dilakukan untuk mengantisipasi kondisi di masa depan. Pengembangan produk dimulai dari perusahaan sendiri. Beberapa bentuk dari strategi proaktif, yaitu sebagai berikut :
Strategi pengembangan produk yang dilakukan untuk mengantisipasi kondisi di masa depan. Pengembangan produk dimulai dari perusahaan sendiri. Beberapa bentuk dari strategi proaktif, yaitu sebagai berikut :
a. Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development)
Strategi ini menempatkan perusahaan untuk terus berusaha mengembangkan produknya secara teknis. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan ABC menginvestasikan modal yang cukup banyak pada bagian R&D-nya. Hal tersebut kemudian membuahkanhasil dengan banyaknya inovasi atas produk yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang cepat dibandingkan dengan pesaing – pesaingnya.
Strategi ini menempatkan perusahaan untuk terus berusaha mengembangkan produknya secara teknis. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan ABC menginvestasikan modal yang cukup banyak pada bagian R&D-nya. Hal tersebut kemudian membuahkanhasil dengan banyaknya inovasi atas produk yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang cepat dibandingkan dengan pesaing – pesaingnya.
b. Pemasaran(Marketing)
Strategi ini menempatkan konsumen sebagai pertimbangan pertama dalam membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan DEF mengadakan survey skala besar mengenai produk apa yang dibutuhkan oleh konsumen baik secara langsung kepada konsumennya, maupun secara tidak langsung dengan membaca data penjualan produk yang memiliki peringkat tertinggi. Data –data tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk yang selalu sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Strategi ini menempatkan konsumen sebagai pertimbangan pertama dalam membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan DEF mengadakan survey skala besar mengenai produk apa yang dibutuhkan oleh konsumen baik secara langsung kepada konsumennya, maupun secara tidak langsung dengan membaca data penjualan produk yang memiliki peringkat tertinggi. Data –data tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk yang selalu sesuai dengan kebutuhan konsumen.
c. Pengusaha(Entrepreneurial)
Strategi ini memberi kesempatan kepada seorang pengusaha (entrepreneur) untuk mewujudkan idenya dengan membuat divisi tersendiri dan mengumpulkansumbernya. Strategi ini dilaksanakan pada perusahaan yang sudahbesar dan mapan. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan GHI merupakan perusahaan terkemuka di dunia. Produk – produk yang dihasilkannya pun sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen, handal, inovatif, dll. Kemudian, perusahaan ini dituntut untuk terus menciptakan atau mengembangkan produk yang dapat menjadi kiblat atau trendsetter produk A di dunia. Dengan segala kemapanan yang dimiliki, perusahaan ini menciptakan suatu bagian yang khusus memperkerjakan pegawai – pegawai berjiwa inventor, kreatif, dan berfikir secara tidak biasa (think-out-of-the-box) yang ditugaskan untuk menciptakan atau mengembangkan produk yang dapat menjadi kiblat atau trendsetter dunia. Hal ini menghasilkan kesuksesan dengan hadirnya produk IHG yang kemudian menjadi kiblat atau trendstetter untuk produk sejenisnya.
Strategi ini memberi kesempatan kepada seorang pengusaha (entrepreneur) untuk mewujudkan idenya dengan membuat divisi tersendiri dan mengumpulkansumbernya. Strategi ini dilaksanakan pada perusahaan yang sudahbesar dan mapan. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan GHI merupakan perusahaan terkemuka di dunia. Produk – produk yang dihasilkannya pun sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen, handal, inovatif, dll. Kemudian, perusahaan ini dituntut untuk terus menciptakan atau mengembangkan produk yang dapat menjadi kiblat atau trendsetter produk A di dunia. Dengan segala kemapanan yang dimiliki, perusahaan ini menciptakan suatu bagian yang khusus memperkerjakan pegawai – pegawai berjiwa inventor, kreatif, dan berfikir secara tidak biasa (think-out-of-the-box) yang ditugaskan untuk menciptakan atau mengembangkan produk yang dapat menjadi kiblat atau trendsetter dunia. Hal ini menghasilkan kesuksesan dengan hadirnya produk IHG yang kemudian menjadi kiblat atau trendstetter untuk produk sejenisnya.
d. Akuisisi(Acquisition)
Strategi ini melibatkan perusahaan untuk mengambil alih atau membeli perusahaan lain yang menghasilkan suatu produk yang sama sekali baru bagi perusahaan atau bahkan bagi pasar. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan penyedia komunikasi PT. JKL baru – baru ini diketahui telah mengakuisisi perusahaan penyedia komunikasi PT. MNO. Keputusan ini diambil oleh PT. JKL karena seperti yang masyarakat ketahui bahwa PT. MNO baru saja mengadakan fitur aplikasi perpesanannya yang dapat mengirimkan pesan singkat tanpa dikenai biaya ataupun menggunakan koneksi internet. Aplikasi tersebut sangat diminati oleh pasar sehingga dengan segala kemampuan yang dimiliki, PT. JKL memutuskan unruk mengakuisisi PT. MNO.
Strategi ini melibatkan perusahaan untuk mengambil alih atau membeli perusahaan lain yang menghasilkan suatu produk yang sama sekali baru bagi perusahaan atau bahkan bagi pasar. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan penyedia komunikasi PT. JKL baru – baru ini diketahui telah mengakuisisi perusahaan penyedia komunikasi PT. MNO. Keputusan ini diambil oleh PT. JKL karena seperti yang masyarakat ketahui bahwa PT. MNO baru saja mengadakan fitur aplikasi perpesanannya yang dapat mengirimkan pesan singkat tanpa dikenai biaya ataupun menggunakan koneksi internet. Aplikasi tersebut sangat diminati oleh pasar sehingga dengan segala kemampuan yang dimiliki, PT. JKL memutuskan unruk mengakuisisi PT. MNO.
2. Strategi reaktif (reactive strategy)
Strategi pengembangan produk yang dilakukan sebagai respon dari kondisi pasar atau pesaingnya. Beberapa bentuk dari strategi reaktif, yaitu sebagai berikut :
Strategi pengembangan produk yang dilakukan sebagai respon dari kondisi pasar atau pesaingnya. Beberapa bentuk dari strategi reaktif, yaitu sebagai berikut :
a. Strategi defensif (defensive strategy)
Strategi ini dilakukan dengan menciptakan suatu aksi untuk melindungi perusahaan terhadap produk baru yang dikeluarkan pesaing yang meraih sukses di pasar. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan PQR baru saja meluncurkan ponsel Galaxy X yang meraih kesuksesan di pasar. Perusahaan STU yang merupakan kompetitor dari perusahaan PQR dalam ponsel cerdas (smartphone) kemudian berinisiatif untuk mengadakan promo diskon untuk setiap pembelian ponsel dari perusahaannya. Hal ini dilakukan demi menjaga pasar yang selama ini perusahaan STU miliki.
Strategi ini dilakukan dengan menciptakan suatu aksi untuk melindungi perusahaan terhadap produk baru yang dikeluarkan pesaing yang meraih sukses di pasar. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan PQR baru saja meluncurkan ponsel Galaxy X yang meraih kesuksesan di pasar. Perusahaan STU yang merupakan kompetitor dari perusahaan PQR dalam ponsel cerdas (smartphone) kemudian berinisiatif untuk mengadakan promo diskon untuk setiap pembelian ponsel dari perusahaannya. Hal ini dilakukan demi menjaga pasar yang selama ini perusahaan STU miliki.
b. Strategi imitatif (Imitative strategy)
Strategi ini dilakukan dengan meniru produk baru dengan cepat
sebelum produk tersebut mendapat pasaran yang kuat. Contoh dari strategi ini
adalah perusahaan VWX dikabarkanakan segera meluncurkan ponsel Galaxy YZ yang
memiliki model menarik dan potensi besar akan meraih kesuksesan di pasar.
Perusahaan XYZ yang berasal dari Negara China membuat strategi untuk meniru
model ponsel Galaxy YZ, meskipun sistem operasi dari ponsel tersebut tidak
sama.
c. Strategi second-but-better
Strategi ini dilakukan dengan sebelumnya menunggu hasil pemasaran produk baru dari pesaingnya; lalu tidak hanya meniru produk pesaing, tetapi juga memperbaikinya dan memperkuat posisinya di pasaran. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan BCD dikabarkan akan segera meluncurkan ponsel Galaxy AB yang memiliki model menarik dan potensi besar akan meraih kesuksesan di pasar. Perusahaan EFG membuat strategi untuk meniru model ponsel Galaxy YZ, tetapi dengan penyempurnaan model dari ponsel yang ditirunya dan mengembangkan sistem operasi berbasis android versi terbaru.
Strategi ini dilakukan dengan sebelumnya menunggu hasil pemasaran produk baru dari pesaingnya; lalu tidak hanya meniru produk pesaing, tetapi juga memperbaikinya dan memperkuat posisinya di pasaran. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan BCD dikabarkan akan segera meluncurkan ponsel Galaxy AB yang memiliki model menarik dan potensi besar akan meraih kesuksesan di pasar. Perusahaan EFG membuat strategi untuk meniru model ponsel Galaxy YZ, tetapi dengan penyempurnaan model dari ponsel yang ditirunya dan mengembangkan sistem operasi berbasis android versi terbaru.
d. Strategi responsif (responsive strategy)
Strategi ini dilakukan dengan mengakomodasi keinginan konsumen.
Strategi ini dilakukan dengan mengakomodasi keinginan konsumen.
Contoh dari strategi ini adalah perusahaan EFG meluncurkan
ponsel 5X yang merupakan hasil dari berbagai keinginan dan permintaan
pasar untuk penyempurnaan atas kekuragan keluaran ponsel sebelumnya,
yaitu 5W.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar